Habib Nuh Singapura

Tidak ada komentar


Ybia Indonesia - Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi lahir di atas kapal laut pada tahun 1788 (1202 Hijriah). Orang tua Beliau adalah orang Hadramaut, daerah Arabia Selatan yang sekarang dikenal sebagai Yaman. 

Menurut Syekh Hasan Al-Khatib, pengurus Maqam Habib Nuh, yang mendengar dari Habib Al-Khair, bahwa istri Habib Muhammad (ibu Habib Nuh) melahirkan ketika ada badai besar yang menghantam kapal.

Pada waktu itu ayahanda Habib Nuh, Habib Muhammad, membuat Nazar kepada Allah SWT, bahwa jika bayi itu lahir dengan selamat, maka ia akan beri nama bayi itu "Nuh" untuk mengingat Nabi Nuh as yang membawa cahaya rahmat dalam kapalnya. Tak lama kemudian, Habib Nuh lahir dengan selamat ke dunia ini.

Menurut beberapa beberapa sumber yang di dapat, ayah Habib Nuh pejabat istana di bawah Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II. 

Ketika istrinya wafat Habib Muhammad Al-Habsyi menikah dengan Sayidah Fathimah, janda dari Sayyid Yassin Al_Anggawi yang terbunuh di Limbong Kapal saat diserang di Siam Kedah pada tahun 1821. 

Setelah menikah, keluarganya pindah ke Penang-Malaysia. Habib Nuh juga memiliki saudara dengan nama Sharifah Alwiyah keturunan yang saat ini masih berada di Penang.

Tidak banyak yang mengetahui kehidupan Beliau di usia muda. Beliau merupakan anak pertama dari empat bersaudara, yaitu Habib Noh, Habib Ariffin dan Habib Zain (kedua-duanya wafat di Pulau Pinang), dan Habib Salikin, yang wafat di Daik, Indonesia.

Beliau menikah dengan Sayyidah Hamidah yakni wanita Melayu yang berasal dari Telok Ayer Tawar, Provinsi Wellesley, Pulau Pinang. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Syarifah Badaniah.

Setelah dewasa Sharifah Badaniah menikah dengan Sayyid Mohamad bin Hassan Al-Syatiri di Jelutong, Pulau Pinang. Buah pernikahan mereka hanya dikaruniai seorang putri bernama Syarifah Ruqayyah. 

Syarifah Ruqayyah binti Muhammad bin Hasan As Syatiri ini adalah cucu tunggal dari Habib Nuh Al-Habsyi. Syarifah Ruqayah ini menikah dengan Sayyid Alwi bin Ali bin Muhammad bin Harun Al Junaid dari Singapura. 

Mereka dikaruniai 5 orang anak, 2 laki laki dan 3 perempuan, yaitu Syed Abdul Rahman, Syed Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.

Habib Nuh Al-Habsyi wafat pada hari Jum'at, 14 Rabi`ul Awwal 1283 H bertepatan pada hari Jumat, 27 Juli 1866, setelah 78 tahun mengabdi untuk agama Islam. 

Sebelum wafat, Beliau telah mewasiatkan agar dikebumikan di atas sebuah bukit kecil di Jalan Palmer tersebut. 

Wasiat ini dipandang sedikit aneh karena tempat yang ditunjukkannya itu adalah terpencil dari kuburan orang Islam dan berada di tepian laut. Maka keluarga Beliau memutuskan agar jenazahnya dimakamkan saja di tanah perkuburan biasa.

Setelah selesai urusan jenazah dan ketika hendak dibawa ke tanah pemakaman biasa, jenazah Beliau tidak dapat diangkat oleh orang yang hendak membawanya. 

Diceritakan puluhan orang mencoba untuk mengangkat jenazah tersebut, semuanya gagal. Akhirnya mereka diperingatkan agar mematuhi wasiat Habib Nuh tentang tempat pemakamannya.

Maka ketika jenazahnya hendak dibawa ke tempat menurut wasiatnya tersebut, maka orang-orang yang membawanya merasa jenazahnya amat ringan dan mudahlah mereka mengusungnya. Makam Beliau tetap terpelihara sehingga sekarang dan menjadi tempat ziarah bagi mereka yang mencintai para Aulia Allah.

Semenjak kecil Beliau diasuh dan dididik oleh kedua orang  tuanya, Habib Muhammad  Al-Habsyi. Guru Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

Habib Muhammad Al-Habsyi ( Ayah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi)

Dari beberapa sumber menceritakan bahwa Habib Nuh sampai ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya pada waktu itu sekitar tiga puluh tahun. 

Walaupun Beliau telah menghabiskan banyak usianya di Singapura dan wafat dunia di sana, akan tetapi Beliau banyak berdakwah ke Johor Bahru dan negeri-negeri lain di Malaysia.



KAROMAH HABIB NUH BIN MUHAMMAD AL-HABSYI

1. Menghilang dan berada di Tempat yang berbeda, Pada Waktu yang sama. 

Banyak yang menyaksikan, membuktikan, dan mempercayai, bahwa Beliau (Habib Nuh Al-Habsyi) memiliki kemampuan untuk menghilang dan terlihat berada di beberapa tempat pada saat yang sama. Konon, ketika ia berada di Singapura, ada beberapa orang pada saat yang sama melihatnya sedang berdoa di Masjidil Haram Makkah, Saudi Arabia.

2. Menyembuhkan Penyakit dengan Sentuhan Telapak Tangan. 

Kelebihan yang muncul dari rasa cintanya terhadap anak-anak. Pernah ia menyembuhkan luka di kaki seorang anak, hanya dengan meletakkan tangannya di atas luka tersebut sambil berdoa. Hanya dalam beberapa saat, si anak itu dapat berlari kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa dengannya. Ayah si anak yang begitu bahagia, memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Habib Noh menerima hadiah itu, tapi kemudian menyerahkan kembali kepada orang yang membutuhkan pertolongan.

3.Menembus Hujan Badai, Tapi Baju Beliau Tetap Kering

Bahkan dikisahkan dari para Habaib dan masyarakat yang menyaksikannya, bahwa Habib Nuh Al-Habsyi pernah menembus hujan badai untuk menyembuhkan sakit seorang anak. Beliau berjalan ke  Jalan Raya dari rumahnya di Teluk Belangah. Ketika Beliau tiba di tempat pasiennya, percaya atau tidak, orang tua si anak yang sakit tadi menyaksikan bahwa jubah Habib Nuh tetap kering, tidak basah, atau tanda-tanda lain layaknya orang yang kehujanan.

4. Menolong Anak Kecil Kelaparan. 

Diriwayatkan dari sumber terpercaya bahwa Habib Nuh Al-Habsyi pernah terbangun dari tidurnya, karena suara tangis bocah atau anak kecil yang berkepanjangan. Beliau kemudian mengetahui bahwa tangis itu berasal dari sebuah rumah keluarga miskin. Jelas itu tangis bocah yang kelaparan. Habib Nuh lalu mengambil daging buah kelapa, diperas menjadi santan, dan dicampurnya dengan air. Setelah itu dibacanya sebuah doa, atas kehendak Allah, santan itu berubah jadi susu dan untuk sementara dapat menghentikan tangis kelaparan bocah miskin tersebut.

5. Mengetahui Isi Nadzar Rahasia. 

Habib Nuh Al-Habsyi juga memiliki Karomah, dengan kekuatannya yang akurat membaca pertanda, seakan-akan ia bisa mengetahui apakah seseorang membutuhkan bantuannya atau mempunyai niat yang tidak baik terhadap dirinya. Konon, ada seorang pria Muslim India, yang akan mengunjungi keluarganya di India dengan menggunakan kapal laut. Secara rahasia dalam hatinya, ia bernazar bila dapat kembali ke Singapura dengan selamat, ia akan memberi hadiah kepada Habib Nuh Al-Habsyi.

Saat tiba kembali di Singapura, ia sangat terkejut mendapati Habib Nuh telah menunggunya di pelabuhan. Habib Nuh berkata dan menagih, “Saya yakin Anda telah berjanji bernadzar dalam hati untuk memberikan sesuatu kepada saya.” Dengan terkejut si India itu menjawab, “Katakan, wahai Waliyullah yang kasyaf dan bijak, apa yang engkau inginkan, maka akan aku berikan kepadamu.”

Sang Habib Nuh berkata lagi, “Saya ingin memiliki beberapa gulung kain Kuning, yang akan saya berikan kepada orang miskin dan anak-anak.”

Laki-laki India, yang diminta kain itu pun kemudian memeluk Habib Nuh dan sambil menangis, ia berkata, “Demi Allah aku sangat bersedia untuk menghadiahkannya kepada orang yang dimuliakan Allah karena kebaikannya terhadap kemanusiaan. Berikan aku waktu tiga hari untuk mempersembahkan kepadamu.” Dan laki-laki India itu pun menepati janjinya.

6. Kejadian Ajaib Saat Wafatnya. 

40 Hari menjelang wafatnya, Habib Nuh Al-Habsyi rupanya sudah merasa bahwa ia akan segera wafat dunia. Empat puluh hari sebelum saat kematiannya tiba, Beliau melakukan apa saja agar dapat menyampaikan sebanyak mungkin nasihat kepada para sahabatnya yang dicintai.

Nasehat bijak Beliau yang paling terkenal dan patut kita ingat adalah: 

"Jangan serakah akan harta dan materi yang bersifat duniawi, atau memiliki perasaan benci kepada siapapun sepanjang hidupmu.”

Tepat pada 31 Juli 1866 Masehi, pada usia 78 tahun, Habib Nuh wafat dunia di kediaman Johor Temenggong Abu Bakar di Teluk Belangah. 

Ketika berita wafatnya menyebar, banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk para muallaf dan penduduk dari pulau tetangga, datang untuk memberikan penghormatan terakhir. 

Bahkan semua Kusir di Pulau Singapura menghentikan kegiatannya mencari uang, untuk mengantarkan orang tua, wanita, dan anak-anak ke pemakaman secara gratis.

7. Makam Habib Nuh tidak Hancur Meskipun Terkena Bom Nuklir Perang Dunia Ke-2

Meskipun ia telah pergi, tinggal makamnya yang dikeramatkan, ada sebuah keajaiban yang masih diingat penduduk Singapura. Ketika Perang Dunia II, tanpa ampun sebuah bom menghancurkan area di Gunung Palmer, termasuk taman pemakaman yang ada di sana. Tetapi sungguh ajaib, keramat Habib Nuh tetap berdiri tegak seakan tak tersentuh Bom sama sekali.

Banyak sekali cerita dari karamah-karamah Beliau yang patut kita teladani dan kita dapat mencontohi jejak langkah Beliau dalam mengikuti perjalanan para leluhurnya sambung-menyambung sehingga ke hadirat Junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Wallahu a'lam. 

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar

Posting Komentar