Spiritualitas sebagai Sumber Kejayaan sebuah Bangsa

Tidak ada komentar


Oleh: kaP

"Kemajuan suatu bangsa akan terwujud jika kita memiliki sumber daya manusia yang cakap intelektual juga menjunjung spiritualitas"

Ybia Indonesia - Globalisasi mendorong setiap orang untuk berfikir dan bekerja keras, agar dirinya mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Persaingan ketat untuk menggapai posisi sukses, bukan hanya dirasakan antar negara, tetapi juga antar individu. Karena memang, hukum globalisasi akan memposisikan orang yang kuat, pintar dan berpengaruh sebagai pemenang kompetisi. Dan sebaliknya, mereka yang lemah akan terlindas oleh arus modernisasi yang semakin kuat itu.

Keinginan setiap orang untuk survive dalam kompleksitas kehidupan modern, mendorong masyarakat untuk berfikir rasional, inovatif, kreatif. Barometer kesuksesan kemudian diidentikkan dengan pencapaian-pencapaian material, yang tidak jarang dilakukan dengan cara apapun tanpa mempedulikan aspek-aspek lainya, terutama aspek kejiwaan. Akibatnya, modernisasi yang menguras energi rasionalitas dan ambisi penguasaan material, telah mempersempit ruang jiwa manusia.

Dalam kehidupan modern ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus melaju pesat. Namun demikian, seiring dengan kemajuan itu pula, aspek kejiwaan manusia modern semakin hampa. Kerja keras pencarian kesuksesan seringkali mengorbankan aspek-aspek kemanusiaan, peperangan, kompetisi tidak sehat, pembunuhan karakter, eksploitasi alam dan sebagainya. Sehingga globalisasi yang ditujukan untuk menggapai kemakmuran dan perdamaian global, pada prakteknya penuh dengan eksploitasi, yang pada akhirnya berbuah kerusakan global. Kerusakan-kerusakan itu sebanding dengan krisis kejiwaan umat manusia.

Krisis kejiwaan itu sudah semakin menguat dalam kehidupan global. Banyak orang, di tengah kehidupan suksesnya justru mengalami kekeringan jiwa, mencari-cari kebahagiaan sejati yang mendamaikan hidupnya. Manusia modern telah mampu mengisi ruang jasmaniahnya dengan capaian-capaian material, namun jiwanya tetap membutuhkan sesuatu yang berbeda.

Bagi mereka yang hidupnya penuh instabilitas jiwa, berbagai terpaan kehidupan modern akan membuatnya rapuh. Banyak kasus bunuh diri, stres, dan depresi di sekitar kita karena aspek material tidak mampu memberinya kebahagiaan. Konflik antar individu, antar kelompok dengan mudah terjadi, karena kegelisahan itu sudah mengakar dalam kehidupan.

Jika jiwa manusia modern dibiarkan semakin menderita, maka penderitaan itu akan semakin mempengaruhi semua aspek kehidupan global, dan pada akhirnya bermuara pada kehancuran sosial. 

Masyarakat dunia ini perlu segera diobati dengan spiritualitas. Yakni pemahaman dan kesadaran untuk menerapkan nilai-nilai luhur kehidupan yang bersumber dari Tuhan. Tuhan adalah Maha Pemelihara alam semesta, Dialah yang menjaga kehidupan ini agar terus penuh kedamaian.

Spiritualitas yang kuat pada diri setiap orang akan melahirkan ketentraman, kedamaian, produktifitas. Yang apabila dihimpun secara kolektif akan menjadi sumber kemakmuran sebuah negara.

Indonesia adalah negara kaya raya dengan berbagai sumber dayanya. Jika dikelola dengan baik, dengan kepemimpinan, pemerintahan dan partisipasi masyarakat yang dilandasi nilai-nilai luhur keagamaan, maka laut dan daratan serta segala isinya akan mampu mensejahterakan masyarakatnya. Namun, karena ekses modernisasi, yang telah menghantarkan bangsa kita menjadi tidak bermoral, maka sumber daya itu menjadi tidak berarti.

Beberapa tahun yang lalu, berdasarkan sebuah penelitian, bahwa Indonesia menempati rangking atas korupsinya. Sebuah perilaku kolektif, dimana kejujuran, hati nurani dan pertanggung jawaban perilaku terabaikan. Akibatnya, krisis multidimensi menerpa bangsa ini, semua rakyat menanggung penderitaannya.

Perilaku korup dan amoral lainya menjelma menjadi kebiasaan sehari-hari. Sampai akhirnya, amoralitas itu menutupi hati setiap orang dan berubah seperti kebenaran. Timbullah resesi. 

Banyak orang, yang tujuan hidupnya hanya mengejar capaian materi, kemudian menghalalkan segala cara, berbuat kerusakan terhadap kehidupan, menimbulkan kerusakan bagi banyak pihak, mengabaikan nilai-nilai kebenaran. Jika ini dibiarkan, maka Indonesia yang kaya raya tidak akan menghasilkan kebahagiaan bagi rakyatnya, yang ada hanyalah kehancuran.

Dalam konteks membangun bangsa yang maju, Indonesia harus memperbaiki spiritualitas dirinya. Semua elemen bangsa, baik pemerintah, legislatif, rakyat biasa, para profesional, sipil maupun militer, tanpa membedakan suku, status sosial dan sebagainya, tanpa terkecuali semuanya harus memperbaiki hatinya, jiwanya, qolbu nya, cara pandangnya tentang kehidupan. Dengan spiritualitas yang kuat, maka setiap individu akan menjadi pribadi unggul dan produktif, yang menebar kebaikan bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Wassalamu'alaikum.Wr.Wb.

Ki alit Pranakarya 

Inisiator/Ketua umum FSSN Foundation (forum silaturahmi spiritual Nusantara)


Tidak ada komentar

Posting Komentar