Kajian Ilmiah dan Spiritual (sufistik) "Kepintaran Spiritual, Tingkatan Tertinggi Kepintaran"

Tidak ada komentar

 


Oleh: ki alit Pranakarya 

Dulu, orang menganggap kepintaran intelektual (IQ) adalah segalanya. Dapat menjamin kehidupan manusia menjadi lebih maju, makmur, dan tenteram. Namun, kenyataannya, kepintaran ini tidak cukup untuk membuat seseorang sukses menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial.

Ybia Indonesia - IQ tinggi tidak dapat digunakan secara efektif tanpa adanya kepintaran emosional (EQ). Yaitu, kepintaran yang memberi kesadaran mengenai perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.

Kepintaran ini memunculkan empati, cinta, motivasi, dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. EQ merupakan persyaratan dasar agar seseorang dapat menggunakan IQ secara efektif

Benarkah demikian? Final Kah hipotesis tersebut? Ternyata tidak.
IQ dan EQ saja masih kurang. IQ dan EQ-secara tunggal maupun ganda-ternyata tak cukup dapat menjelaskan kompleksitas kepintaran manusia, juga kekayaan jiwa serta imajinasinya.
Diluar dua kepintaran itu, ada kepintaran lain yang tidak ‘linier’ (IQ), atau ‘menyesuaikan diri dengan orang lain’ (EQ)", serta berdiri menentang arus. Ini adalah kepintaran yang mencari jalan untuk menemukan arti dan nilai-nilai dalam kehidupan.

Caranya dengan mencari dan menciptakan visi serta tujuan hidup, dengan melakukan perubahan-perubahan kreatif. Mereka menjuluki "Q" ketiga ini sebagai SQ (Spiritual Intelligence) atau kepintaran spiritual.
 
SQ = Kepintaran Jiwa
 
Kepintaran spiritual (SQ) sebagai "kepintaran yang bertumpu pada bagian dalam diri seseorang, yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar." Inilah kepintaran yang dapat digunakan anak bukan hanya untuk meresapi nilai-nilai yang ada, tapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru.

Kepintaran spiritual adalah kemampuan anak dapat menempatkan tindakan dan hidup dalam konteks yang lebih luas, dan lebih dinamis. Kelak, kepintaran ini, dapat membuat anak Anda dapat menilai bahwa suatu tindakan atau jalan hidup tertentu lebih berarti dibanding yang lain.

Kepintaran spiritual adalah tingkatan tertinggi dari semua kepintaran. Kepintaran ini dapat digunakan untuk memvisikan berbagai kemungkinan yang belum terwujud dan mentransformasikan cara hidup yang metodis. Anak dengan kepintaran ini konon menjadikan kesadaran jiwa sebagai dasar keberadaan atau kekuatan kreatif. Pendeknya, kepintaran spiritual merupakan kepintaran jiwa.

Untuk mengembangkan kepintaran spiritual, kita terlebih dulu harus menggali sifat dasar spiritualitas. Yakni segala sesuatu yang ‘bukan fisik’, melainkan emosi dan karakter.

Spiritualitas juga mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya, mencari sesuatu di luar sana yang tidak diketahui (something out there that are unknown). Termasuk di sini adalah energi, semangat, keberanian dan tekad. Jadi, menumbuhkan kepintaran ini sama artinya mengembangkan kualitas di atas.

Spiritualitas ada dalam hati dan pikiran setiap manusia di manapun mereka berada. Baik hati dan pikiran. Karena ia adalah area kesadaran tertinggi, maka semua orang punya spiritualitas.

Namun, seperti halnya emosi, spiritualitas mempunyai derajat bervariasi, baik kedalaman maupun perwujudannya. Spiritualitas dapat hadir dalam berbagai dimensi; disadari atau tidak disadari, dikembangkan atau tidak dikembangkan, sehat atau sakit. canggih atau sederhana, bermanfaat atau justru berbahaya.

Seringkah orang mendefinisikan spiritualitas dalam konteks ketuhanan, individu / tokoh panutan, atau alam. Padahal pintar spiritual tidak selalu terkait dengan hal tersebut. Bisa saja orang yang tak beragama tapi memiliki kepintaran spiritual tinggi. Sedangkan yang lebih religius justru sebaliknya. Inilah yang kadang memberi tantangan tersendiri dalam mengembangkan kepintaran spiritual.

Jadi, bagaimana gambaran orang yang pintar secara spiritual? Anak yang santun, pandai menghargai orang lain, mampu berterimakasih, rendah hati, welas asih, cinta sesama, dan dapat mengontrol keadaan sesuai nilai-nilai yang dipercayainya menunjukkan tingginya spiritualitas seseorang. Inginkah buah hati Anda demikian?
  
IQ, EQ, dan SQ
 
Ada sebuah contoh sederhana mengenai kaitan IQ, EQ, dan SQ, dan alasan kenapa manusia perlu SQ. Komputer, misalnya, memiliki IQ tinggi karena mengetahui aturan dan melakukan sesuatu tanpa salah.

Sementara, banyak hewan yang punya EQ tinggi karena mereka mampu mengenali situasi yang ditempatinya dan tahu cara menanggapi situasi tersebut dengan tepat. Namun baik komputer maupun hewan tidak pernah bertanya ‘mengapa’ mereka dapat seperti itu. Komputer dan hewan hanya bekerja ‘di dalam batasan’ yang sudah dibuat.

Pada manusia :

Pintar Spiritual memungkinkan manusia ‘bermain dengan batasan’ untuk memainkan ‘permainan tanpa batas’.

Pintar Spiritual memberi manusia moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku diikuti pemahaman dan cinta. Kemampuan untuk melihat kapan cinta dan pemahaman itu tiba pada batasannya.

Pintar Spiritual, memiliki daya ubah ‘saya yang mengarahkan situasi.` Berbeda dengan pintar emosional yang berpandangan ; ‘situasi mengarahkan saya.`

Pintar Spiritual, dapat membuat orang mengajukan pertanyaan- pertanyaan; "Siapakah saya?", "Mengapa saya di sini?", "Apa yang paling berarti dalam hidup ini buat saya?"

Pintar Spiritual juga dapat bisa membantu seseorang menemukan hikmah tersembunyi dari cinta, kegembiraan, stres, dan pasang surut kehidupan sehari-hari.

Pintar spiritual menciptakan kesadaran terhadap Tuhan, kepada sesama, kepada alam, dan kehidupan. Kepintaran spiritual membuka hati, menyinari pikiran, dan menginspirasikan jiwa, menghubungkan psikologi manusia kepada yang mendasari kehidupan.

Kepintaran spiritual adalah kepintaran yang bertumpu pada bagian dalam diri seseorang, yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.
Semoga tulisan ini bermanfaat,
Wassalamu'alaikum.Wr.Wb.

ki alit Pranakarya 
Pendiri & Ketua Umum FSSN Foundation (Forum Silaturahmi Spiritual Nusantara).

Tidak ada komentar

Posting Komentar