Berguru pada Lebah

Tidak ada komentar

 



Ybia Indonesia - Lebah merupakan salah satu makhluk yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala. Bahkan salah satu surat di dalam Alquran bernama Surat An Nahl yang berarti lebah. 

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin lebah (lebah madu) merupakan sesuatu yang tidak signifikan di pandangan kita dan cenderung mengabaikannya. Namun sebagai seorang muslim, kita diminta untuk memiliki cara berpikir yang berbeda, salah satunya adalah dengan belajar, refleksi,berguru dan mengambil hikmah dari hal-hal di sekitar kita, termasuk mengambil pelajaran lewat berguru dari lebah.

Dalam Alquran Surat An Nahl ayat 68-69 Allah SWT berfirman:

Surat An-Nahl ayat 68:

وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).”

Keistimewaan lebah yang lain juga dijelaskan Allah dalam surat An-NAhl ayat 69:

ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”

Al-Mahalli dan As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalayn menafsirkan lafadz “dzululan” ini sebagai bentuk jamak dari lafadz “dzaluulun”. Makna dari lafadz tersebut adalah dimudahkannya lebah untuk mengambil makanan sejauh dan sesulit apapun jalan tersebut, ia tidak akan tersesat untuk kembali ke sarangnya. Lalu dari perut lebah tersebut keluar minuman yang bermacam-macam warnya, yang di dalamnya mengandung obat bagi segala penyakit. Minuman tersebut bernama madu.

Mengenai madu sebagai penyembuh ini Rasulullah pernah bersabda “penyembuhan bisa lewat tiga macam: bekam, minum madu, atau membakar dengan api. Dan aku melarang umatku membakar dengan api.” (HR Bukhari). Dalam hadis lain riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah juga pernah menyuruh sahabatnya untuk meminumkan madu kepada orang yang sakit diare. Diminumkannya madu tersebut kepada orang yang sakit sebanyak tiga kali lalu penyakitnya pun sembuh.

Jika kita coba amati lebah, ada beberapa sifat mulia dari lebah yang dapat kita teladani:

1. Lebah hanya memakan hal-hal yang baik saja

Lebah tidak akan mengambil makanan dari bunga yang masih muda (belum mekar), tidak pula dari bunga yang di sana sudah ada lebah lainnya. Lebah selalu memilih untuk hanya mengambil makanan dari bunga yang segar, bersih, dan baik. Kita sebagai manusia, di saat ingin mencari pekerjaan, memulai suatu usaha (baik bisnis maupun yang lainnya), ataupun memilih makanan yang akan kita makan, carilah dari hal yang baik-baik saja. Carilah yang terbaik.

2. Lebah adalah pengejar prestasi yang tinggi (high achiever)

Hal ini merupakan bagian sikap seorang mukmin. Mereka tidak akan berhenti dengan sesuatu yang biasa-biasa saja. Seorang mukmin haruslah selalu berusaha untuk mencapai hal yang terbaik.

3. Lebah tidak akan mengambil sesuatu dari bunga tanpa memberikan manfaat kepadanya

Bahkan, manfaat yang diberikan jauh lebih besar dari sesuatu yang diambil oleh lebah. Lebah mengambil serbuk sari dari bunga dan menaruhnya pada bunga yang lainnya, yang mana aksi tersebut dibutuhkan oleh bunga. Sama seperti lebah yang punya hubungan dengan bunga, setiap manusia juga punya hubungan dengan manusia/makhluk yang lainnya. Dalam hubungan kita, alangkah lebih baik jika mencontoh perilaku lebah. Berikanlah sesuatu yang membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik, dan jangan ambil sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya/kerugian bagi mereka. Jangan terlalu menuntut dari orang lain, tapi lebih fokuslah bagaimana kita bisa memberikan lebih banyak manfaat bagi mereka.

4. Lebah tidak akan merebut bunga yang telah berelasi dengan lebah yang lain

Dia akan mencari bunga yang memang belum diambil oleh lebah lainnya. Sebagai manusia, kadang sering kali kita salah dalam berkompetisi, kita merebut hal-hal yang sebelumnya telah diusahakan oleh orang lain. Misal, kita melihat tetangga kita membuka bisnis baru, lalu kita membuka bisnis yang sama dan berusaha mengambil pelanggan dari tetangga kita tersebut. Atau kita berusaha menghalang-halangi orang lain, mempersulit urusannya karena kita khawatir suatu saat mereka akan mengancam posisi kita. Tentu saja hal ini bukanlah karakter dari seseorang yang beriman. Ketika kita memberikan manfaat kepada orang lain, itu bukanlah kompetisi. Karena di saat kita memberikan manfaat kepada orang lain, semuanya akan mendapatkan manfaat.

5. Lebah tidak akan menuntut terlalu banyak dan tidak memberikan tekanan kepada makhluk lain (bunga)

Saat lebah hinggap pada bunga, apalagi bunga yang secara kekuatan lebih rapuh daripada lebah, dia tidak akan hinggap sepenuhnya hingga membuat bunga tersebut patah/rusak. Lebah akan mengepakkan sayapnya dan mengelilingi bunga tersebut. Sebagai manusia, kita harus mengintrospeksi diri kita apakah terlalu banyak menuntut dari orang lain, misal ke anak atau ke rekan-rekan kita. Lalu kita harus memperbaikinya agar tidak menjadi seseorang yang terlalu menuntut, karena bisa jadi apa yang kita lakukan tersebut bisa membuat orang lain merasa tertekan/tersakiti.

6. Lebah adalah makhluk sosial yang tidak iri satu sama lain

Mereka membuat sarangnya secara kolektif. Mereka bekerja bersama untuk kepentingan bersama. Sering kali di dalam komunitas muslim yang kurang beriman, sebagian merasa iri ketika melihat kesuksesan yang diperoleh orang lain. Dan ketika kita yang mendapat kesuksesan, kita jarang mau berbagi kepada orang lain karena khawatir orang tersebut akan memperoleh kesuksesan yang sama dengan kita atau mungkin malah melebihi apa yang kita dapatkan. Sifat-sifat yang seperti ini, seharusnya kita jauhi.

7. Lebah adalah makhluk yang rendah hati

Sedangkan manusia, terkadang ketika mereka sibuk atau terkenal krn sebagai pejabat,artris, nasab nabi/ bangsawan atau mendapatkan banyak kenikmatan harta berlimpah, manusia menjadi sombong dan angkuh, tidak mau meluangkan waktunya untuk orang lain yang membutuhkannya. Atau bahkan merasa lebih baik dari orang lain dan tidak mau bergaul dengan yang posisi atau keadaannya sedang lebih rendah daripada dirinya. Marilah kita belajar agar lebih rendah hati seperti halnya lebah.

8. Lebah memberikan manfaat pada komunitas yang lebih luas

Mereka tidak hanya memberikan manfaat pada dirinya sendiri maupun makhluk lain yang berelasi secara langsung dengannya. Sebagai contohnya, mereka menghasilkan madu yang sangat berguna untuk manusia agar memiliki ketahanan tubuh yang baik dan dapat pula menyembuhkan berbagai penyakit.

Alfaqier Gus Endro.Diponegoro

Tidak ada komentar

Posting Komentar