Ybia Indonesia - Ada yang menarik dari kisah hidup Hadratussyekh KH. Kholil Bangkalan Madura dan Hadaratusyekh KH. Hasyim Ashari. Keduanya adalah tokoh ulama Nusantara yang ke ilmuannya tidak diragukan lagi. Keduanya juga dikenal sebagai gurunya para ulama / Para Kiayi di Nusantara.
Ada yang menarik dari keduanya. Sewaktu remaja mbah Kiayi Hasyim Ashari pernah belajar ngaji di Pondoknya Mbah Kiayi Kholil. Berbagai dispilin ilmu diajarkan mbah Kiayi Kholil kepada Mbah Kiayi Hasyim Ashari.
Sebagai Murid yang Cerdas mbah Kiayi Hasyim Tak berapa lama semua ilmu yg diajarkan oleh Mbah Kiayi Kholil dapat di serap dengan baik.
Tak berapa lama mbah Kiayi Hasyim atas restu gurunya melanjutkan belajar ke Mekah Al Mukharomah untuk memperdalam ilmu hadist dan ilmu-ilmu lainnya.
Singkat cerita setelah kembali ke tanah air, Mbah Kiayi Hasyim mendirikan Pondok Pesantren di daerah Jombang, Tebu Ireng.
Banyak santri dari berbagai daerah belajar dan mondok di Tebu Ireng.
Karena kemasyhuran dan ke aliman ilmunya, Mbah kiayi Hasyim Ashari sangat dikenal dikalangan ulama-ulama Nusantara.
Suatu hari Mbah Kiayi Hasyim Ashari kedatangan gurunya Mbah Kiayi Kholil dari Bangkalan Madura.
Begitu girang dan Bahagianya mbah Kiayi Hasyim Ashari dikunjungi gurunya. Aneka masakan pun disajikan utk menjamu gurunya Mbah Kiayi Kholil.
Dalam perbincangan, tiba-tiba Mbah Kiayi Kholil menyampaikan permohonan pada muridnya Mbah Kiayi Hasyim Ashari:
Mbah Kiayi Kholil: "Hasyim kedatangan saya ke Pondok Pesantren Tebu Ireng ini, tak lain dan tak bukan saya ingin menjadi santri panjenengan di pondok Tebu Ireng ini.
Karena saya ingin memperdalam dan belajar ilmu hadist pada panjenengan.
Mendengar ucapan gurunya.., Mbah Kiayi Hasyim Begitu terkejut dan spontan gemetaran seluruh tubuhnya. Dengan suara lirih mbah Kiayi Hasyim Ashari berkata:
"Mbah Kiayi Kholil yang kulo sangat hormati tiada kata yang dapat kulo sampaikan selain memohon maaf pada yai Guru.
Mana mungkin kulo selaku Murid mengajar dan menerima panjenengan sebagai santri di Pondok Ini"
Dengan senyum tulus mbah Kiayi Kholil berkata lagi: "Tidak ada halangan bagi saya menuntut ilmu pada siapapun termasuk pada panjenengan Hasyim, karena saya mengakui ke ilmuan dibidang Hadist panjenengan lebih mumpuni di bandingkan aku. Sudilah Hasyim engkau menerima aku sebagai santri di pondok ini"
Dengan berat hati akhirnya Mbah Kiayi Hasyim Ashari menerima permintaan gurunya:
"Baiklah guruku mbah Yai Kholil yg kulo hormati, dengan segala kerendahan hati, Guru diterima sebagai santri di Pondok ini...., Dengan satu syarat selama Guru Nyantri di Pondok ini Pakaian Yai Guru Kholil saya yg cuci" ucap mbah Kiayi Hasyim
Subhanallah...., banyak pelajaran dan Hikmah yg dapat dipetik dari kisah ini:
*Begitu Tawadhu dan rendah hatinya dua Ulama Kharismatik ini
Mereka adalah: GURU YA MURID........ MURID JUGA GURU.
Sebagai bentuk penghormatan kepada gurunya, Mbah kiayi hasyim Ashari lah yang mencuci pakaian Mbah kiayi Kholil selama mbah Kiayi Kholil nyantri kepadanya
Santri ya guru..... Guru ya santri.
Al Fatihah..
Cerita ini jarang di tulis dalam catatan-catatan dan buku sejarah.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Ku alit pranakarya
Penggagas & Ketua Umum FSSN Foundation (Forum Silaturahmi Spiritual Nusantara).
Tidak ada komentar
Posting Komentar