Ybia Indonesia - Kisah Abu Nawas yang penuh kebijaksanaan dan orisinalitas telah menjadi bagian populer dari rangkaian cerita 1001 Malam. Abu Nawas, yang hidup pada tahun 756-813, sebenarnya adalah seorang penyair Arab terkenal dari era Abbasiyah.
Sosok Abu Nawas sangat erat kaitannya dengan masa kekhalifahan Harun Al-Rasyid. Sebagai penyair, karya-karyanya menggambarkan tata krama masyarakat kelas atas pada zamannya. Abu Nawas dikenal sebagai pribadi yang lucu, cerdik, dan kreatif dalam menjawab segala persoalan yang rumit.
Abu Nawas bukan nama aslinya. Nama aslinya adalah Abu-Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Ia sering muncul dalam karya klasik Arab, seperti Alf Layla wa-Layla atau Seribu Satu Malam. Namanya begitu terkenal bahkan hingga saat ini sebagai penyair sufi yang bijaksana namun kocak. Gaya nyeleneh Abu Nawas mirip dengan Nashrudin Hoja, seorang penyair Turki yang wafat pada abad ke-13.
Wejangan dan petuah Abu Nawas disampaikan melalui perkataan atau tindakan yang unik dan tidak terduga, sering kali mengundang gelak tawa bagi yang mendengarnya, baik yang memahami maupun yang tersindir.
Kisah Abu Nawas dan Air Susu
Suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid berjalan-jalan ke pasar. Ia kemudian melihat Abu Nawas sedang memegang botol berisi anggur. Raja pun menegur dan bertanya, “Wahai Abu Nawas, apa yang sedang kau pegang itu?”
Abu Nawas, yang gugup, menjawab, “Ini susu, Baginda.”
“Bagaimana mungkin air susu berwarna merah? Susu itu berwarna putih bersih,” ucap raja terheran-heran sambil mengambil botol yang dipegang oleh Abu Nawas.
“Betul, Baginda. Semula air susu ini berwarna putih bersih. Ketika melihat Baginda yang gagah dan rupawan, ia tersipu malu dan merah merona.”
Mendengar jawaban Abu Nawas, raja pun tertawa dan meninggalkan Abu Nawas sambil menggelengkan kepala.
Tidak ada komentar
Posting Komentar