Keberkahan dan Bahayanya Orang tua

Tidak ada komentar

 


Oleh : Khairul umam khairuddin QH

Ybia Indonesia - Di dalam Al-Quran Allah SWT menggambarkan betapa berharganya orang tua, dengan menyandingkan perintah untuk menyembah kepadanya dan berbakti kepada mereka.


وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا۝٢٣


Artinya." Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Al-isro' : 23)

Bagi kami orang tua walaupun usia mereka bertambah tua tapi jiwa mereka selalu muda, karena mereka tak pernah menyerah dalam segala hal karena ingin melihat anak anaknya sukses dan bahagia, dan kita tidak akan pernah tau bagaimana rasa cinta orang tua kita, kecuali setelah kita merasakan menjadi orang tua, maka orang tua lebih berharga dari emas dan permata bahkan saking berharganya takan ada yang bisa membayarnya dengan apapun, hanya berbakti dan taat kepada-Nyalah cara untuk membalas jasa jasanya walaupun takkan pernah sebanding antara emas dan batu kerikil. Bahkan saking berkahnya berbakti kepada orang tua bisa meluaskan rizki dan memanjangkan umur,  Rasulullah SAW bersabda :


من اراد السعة في ماله والطول في عمره فليبر والديه وليصل رحمه


" Barang siapa yang menginginkan keluasan dalam rejeki nya dan di panjangkan umur nya, hendak nya ia berbakti kepada kedua orang tua nya dan menyambung hubungan tali silaturahmi "

Ada sebuah kisah yang sangat menarik tentang seorang sufi dan wali besar dari kalangan tokoh tasawuf yang bernama Syeikh Abdul Aziz Ad-dabagh. Beliau adalah tokoh tasawuf  termasuk ulama kelas atas, wali min aliyaullah dan ahli ibadah.

Suatu ketika malaikat melihat namanya di lembaran lauhil mahfudz ada dalam deretan  para penghuni neraka. Melihat hal tersebut malaikat merasa kasihan dan iba kepada beliau, akhirnya malaikat itu mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.

Malaikat berkata: wahai Abdul Aziz untuk apa engkau beribadah sampai segitunya sedangkan aku lihat namamu di lembaran lauhil mahfudz engkau akan menjadi penghuni neraka. Mau ibadah gimana pun engkau tetap akan masuk neraka.

Kemudian Abdul Aziz Ad-dabagh menjawab: wahai malaikat, surga dan neraka itu bukan urusanku, aku diciptakan oleh Allah swt hanya untuk beribadah kepadanya. Sebagaimana Allah swt berfirman, 


 وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ‏ ( ٥٦) 

Artinya." Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu.(az zariyat ayat 56) 

Jadi kalau  aku di masukkan ke  surga atau neraka itu kan hakNya Allah swt. Karena tugas ku hanya beribadah dan mengabdi kepadanya. 

Karena mendegar jawaban yang sangat luar biasa itu malaikat takjub dengan keikhlasan makhluk yang satu ini, kemudian malaikat kembali ke lauhil mahfudz dan dilihat ternyata namanya diubah oleh Allah swt menjadi penghuni surga. Karena Allah swt berhak menetapkan hal itu. 

Lantas malaikat kembali menemui Abdul Aziz Ad-dabagh dan berkata: wahai Abdul Aziz ada kabar gembira untukmu, baru saja aku melihat namamu sudah diubah oleh Allah SWT menjadi penghuni surga.

Abdul Aziz Ad-dabagh menjawab: Alhamdulillah, tapi sekali lagi malaikat, surga dan neraka bukan urusanku, aku beribadah hanya untuk menggapai ridhoNya Allah swt, kalau Allah swt ridho kepadaku maka aku di neraka, ya itulah tujuanku.

Malaikat pun takjub dengan keikhlasan Abdul Aziz Ad-dabagh dalam beribadah kepada Allah SWT lali dia berkata: wahai Abdul Aziz, keikhlasmu inilah yang membuat Allah SWT ridho kepadamu dan mengubah namamu menjadi penghuni surga.

Lantas Abdul Aziz Ad-dabagh bertanya kepada malaikat: kalau ikhlasku tadi yang membuat Allah ridho kepadaku, lalu kira-kira dosa apa yang membuat Allah swt murka kepadaku sehingga aku menjadi penghuni neraka wahai malaikat ?

Kemudian malaikat bercerita: apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ketika umurmu sekitar 15 tahun, ketika kamu tidur di kamar tidurmu, kemudian kamu mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar? Karena kamu mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu kamu pura-pura tidur padahal kamu sudah bangun agar kamu tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamar dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab kamu telah bohongi ibumu itulah Allah swt murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka.

Mendengar cerita dari malaikat itu, Abdul Aziz Ad-dabagh pun beristighfar memohon ampun kepada Allah swt.

Semenjak kejadian tersebut Abdul Aziz Ad-dabagh disisa-sisa umurnya, beliau tidak pernah berceramah kecuali tentang berbakti kepada orang tua lebih lebih kepada seorang ibu. Bahkan setiap orang yang datang beliau selalu mewasiatkan untuk berbakti kepada orang tua.


Mari kita renungkan sejenak!

Padahal beliau hanya pura-pura tidur, lalu bagaimana yang sampai membentak seorang ibu, Bagaimana yang sampai memasamkan wajahnya kepada ibunya?


Pesan moral dari kisah di atas adalah 

Yang pertama : di balik keberkahan yang ada pada seorang ibu ada pula bahaya yang begitu besar kalau kita salah tingkah kepada seorang ibu, bagaimana tidak begitu...?  

Karena perbedaan antara ibu kita dengan orang lain adalah, jika orang lain ingin melihat kita tidak bersedih, tetapi ibu kita berharap agar ia dapat menanggung seluruh kesedihan kita. Dan apabila mata seorang ibu sudah tertutup untuk selama-lamanya, maka hilanglah satu keberkahan dari Allah SWT kepada hidup kita, yaitu 'DOA' seorang ibu, begitu pula seorang ayah, walaupun mereka tidak pernah menyusui kita, tapi dari tetesan keringatnya mencari nafkah lah yang membuat sesuap nasi berubah menjadi air asi. 

Yang kedua : Jangan pernah meremehkan dosa kecil apapun itu, karena dikhawatirkan disitu ada murkaNya Allah swt. Jika tangan kita masih sulit untuk berbuat baik pada mereka, maka ringankanlah lisan kita untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua kita.

Yang ke tiga : Jangan menyalahkan siapapun dalam hidup kita, karena setiap kepahitan, musibah atau apapun yang tak menyenangkan dipastikan diundang oleh dosa dan kesalahan diri kita sendiri


وَمَا أَصَبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ


Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu. (Q.S. Asy-Syura (42):30)



Tidak ada komentar

Posting Komentar