Spirit Ramadhan 1444 H / 2023 (Bag.4), "Puasa dan Problem Solving"

Tidak ada komentar

 




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  

  

Problem Solving adalah kemampuan dalam memecahkan persoalan hidup. 

Ybia Indonesia - Problem Solving merupakan kemampuan untuk menganalisis masalah serta menemukan solusi yang efektif untuk memecahkan masalah tersebut. 

Dalam hidup kita, pastilah terjadi banyak masalah dan ujian. Terkadang kita merasa hidup begitu berat bahkan seolah tak pernah terlihat jalan keluar. 

Kita sudah lelah bertanya “apa-mengapa-bagaimana” semua ini bisa terjadi.

Kita mungkin akan selalu bertahan menjalaninya dengan perasaan yang beraneka ragam. Mungkin pasrah, mungkin dengan berharap kelak ada jalan keluar, mungkin dengan putus asa, dll. 

Maka jika kita sudah sampai batas yang tidak bisa ditoleransi oleh akal kita, jangan pernah lupa bahwa sebenarnya manusia selalu menemui cobaan dan "masalah" dalam hidupnya.

Solusi untuk memecahkan masalah hidup adalah: Ketahanan Mental, kejernihan berpikir serta ketenangan dalam bersikap atau tenang dalam menyikapi persoalan hidup. Hal ini dapat dilatih dengan puasa.

Berpuasa menjadikan pikiran lebih tenang dan nyaman. Momen ini bisa kita jadikan sebagai waktu yang tepat untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik, yakni dengan mendetoks pikiran kita, untuk berubah menjadi lebih baik. 

Hal ini menjadi kata kunci untuk memecahkan serta mengatasi persoalan hidup kita.

Puasa dapat memberikan rasa nyaman dan tenang, sehingga pikiran menjadi lebih bersih dan berhenti “melakukan” berbagai hal yang tidak dibutuhkan.

Pikiran ini akan mengontrol hampir keseluruhan aktifitas yang dilakukan, itulah mengapa sangat penting untuk selalu menjaganya jernih dan bekerja secara positif. 

Kondisi seperti ini bisa saja hadir karena adanya berbagai aktifitas yang bisa menyeimbangkan emosi dan pikiran, salah satunya puasa.

Bagi yang menginginkan sebuah perubahan hidup ke arah yang positif, maka tidak ada salahnya untuk menjadikan momen bulan puasa ini sebagai proses untuk mendetoks pikiran juga. Bukan hanya akan memberi rasa nyaman, namun proses ini akan membuat kita masuk ke dalam tahap ketenangan pikiran yang lebih baik dari sebelumnya.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah sehingga manusia selalu berkeluh-kesah dalam menghadapi kesulitan hidup.

Seperti ditegaskan dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-21 yang dinyatakan bahwa manusia diciptakan dengan sifat keluh-kesah dan kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia akan berkeluh-kesah dan apabila mendapat kebaikan ia amat kikir:

اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ

innal-insāna khuliqa halụ'ā

Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.


اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ

iżā massahusy-syarru jazụ'ā

Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,


وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ

wa iżā massahul-khairu manụ'ā

dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman maka harus selalu berkhusnudhon kepada Allah, bahwa apapun kesulitan atau kesusahan yang menimpa seseorang selalu ada hikmah yang memiliki sisi kebaikan bagi orang tersebut.

Secara umum tujuan berpuasa adalah untuk membersihkan hati manusia dari dosa, untuk menyucikan kembali jiwa dan hati.

Namun ada manfaat, alasan dan tujuan yang lebih praktis, yang bisa membantu kita lebih mudah meresapi hikmah puasa, sbb:

1. Puasa MENDEKATKAN DIRI kita pada Tuhan, dan membuat kita lebih mudah mengungkapkan kesulitan serta merasakan kemurahan hati dari Allah sendiri.

2. Puasa mengajarkan KEPATUHAN. 

Ketika memutuskan tidak berpuasa, Anda masih bisa melanjutkan hidup seperti biasa. Namun karena Anda mau patuh pada ajaran agama, maka Anda pun bertekad untuk melakukannya.

3. Membantu Anda menemukan KEBAHAGIAAN yang sesungguhnya melalui kesederhanaan, pengekangan diri dan perayaan kebahagiaan yang tidak berlebihan. 

4. MEMAHAMI rasanya kehausan dan kelaparan. 

Bagi Anda yang biasa kelaparan karena diet, penderitaan kaum papa yang kelaparan mungkin tidak menyentuh hati Anda. 

Saat puasa inilah Anda akan sadar bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan sepanjang hari dan setiap hari. 

5. Dengan puasa kita belajar untuk MENERIMA keadaan sulit yang harus diterima, yang tidak bisa diubah lagi. 

Semangat ini sama dengan sikap kita yang tawakal menanti saat berbuka dan menahan diri selama satu bulan penuh. 

6. Puasa melatih kita untuk KONSENTRASI dan mau berusaha demi sesuatu yang diyakini. 

Saat amarah dan emosi datang, kita akan belajar menjadikan moral sebagai prioritas dalam menyelesaikan masalah. 

7. Puasa mengajarkan manusia untuk BERSERAH DIRI dan PERCAYA akan kuasa-Nya di saat menghadapi saat-saat sulit.

Mungkin Anda memiliki penyakit maag yang sepertinya tidak memungkinkan untuk puasa, namun nyatanya banyak juga yang bisa berpuasa penuh. 

8. Sekian jam lamanya tidak makan dan hanya sedikit waktu untuk berbuka mengajarkan untuk BERSYUKUR di saat senang dan sabar serta bertekun di saat sulit.

Ini juga mengajarkan agar kita tidak bersenang-senang terus-terusan hingga lupa diri. 

9. Selama puasa amarah harus DITAKLUKKAN, bukan DIALIHKAN.

Hal ini pelatihan berharga untuk kemudian diterapkan dalam hidup Anda setelah bulan Ramadan. 

10. Ada batasan untuk sahur, ada waktu khusus untuk berbuka dan taraweh. 

Melalui puasa Anda juga diajarkan untuk TEPAT WAKTU dan DISIPLIN.

√11. TOLERANSI dan MEMAAFKAN adalah poin klasik yang selalu berlaku sepanjang masa. 

Puasa mengajarkan dua hal ini yang walaupun klasik, namun tetap saja tidak bisa dilaksanakan dengan baik oleh manusia, jika tidak ada sebuah kesadaran dalam diri.

12. Penahanan diri selama puasa juga mengajarkan Anda dalam MENGATUR EKONOMI. 

Dengan berhemat dan memilah-milah pengeluaran yang tidak berlebihan, kini Anda tahu bahwa sebenarnya selalu ada saja uang yang bisa diamalkan untuk orang lain. 

13. Puasa juga MEMATANGKAN pribadi seseorang. Dengan kemauan untuk memaafkan, menahan diri dan bisa membuat prioritas, pribadi Anda akan benar-benar dimatangkan melalui proses puasa. 

Tidak tenang, gugup, dan panik dalam menghadapi persoalan hidup merupakan perasaan yang wajar dialami semua orang dan bisa diatasi dengan memahami cara menenangkan pikiran. 

Meski cemas dianggap biasa, namun jangan biarkan perasaan itu muncul berlarut-larut sebab bisa menurunkan semangat dan kepercayaan diri. 

Tentu kalau sudah begitu performansi dan produktivitas bakal terganggu.

Ketika kepanikan melanda, mungkin rasanya akan susah untuk meredakan atau mengontrol emosi. 

Padahal sebenarnya Anda bisa mengendalikan perasaan tidak tenang dengan cara yang cukup efektif.

Kuncinya hanya dengan membiasakan diri memusatkan perhatian pada hal yang positif agar pikiran menjadi tenang. Dengan pikiran yang tenang dijamin bisa mengurangi stres dan cemas.

Hal ini bisa diraih dengan berpuasa. 

Puasa menjadikan hidup kita lebih tenang serta menjadikan kita lebih yakin bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan solusi untuk mengatasi segala persoalan hidup.

Persoalan hidup bukan untuk dihindari, tapi dipecahkan, diatasi dan dicarikan solusinya (Problem Solving). Obat Mujarabnya adalah: PUASA.

Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum.Wr.Wb.


ki alit Pranakarya 

Inisiator / Ketua Umum FSSN Foundation (Forum Silaturahmi Spiritual Nusantara).

Tidak ada komentar

Posting Komentar