Ybia Indonesia - Kita mengenal dulu sejarah adanya kampung yang dijadikan ada wisata ini. Dinamakan Kampung Mahmud bukan berarti dulunya ada orang terkenal atau orang yang pertama kali menemukan tempat ini bernama Mahmud. Eyang Dalem Abdul Manaf, itulah tokoh yang menamakan desa yang menjadi tujuan wisata religi ini.
Sebelumnya, beliau pernah belajar agama di Mekah, lalu kemudian kembali ke Indonesia. Ketika kembali, Eyang Dalem menyempatkan diri membawa segenggam tanah dari perkampungan Arab yang bernama Mahmud. Sesampainya di nusantara, beliau mencari lokasi yang tepat untuk menyebarkan agama Islam.
Oleh sebab saat itu di zaman penjajahan Belanda, beliau mencari tempat yang tersembunyi dan tenang. Sesampainya di sekitar Sungai Citarum, beliau mengubur tanah yang dibawa dari Mekah dan mulai mendirikan perkampungan. Karena alasan inilah dinamakan Kampung Adat Mahmud yang saat ini dikenal luas masyarakat di sekitar Bandung.
Ada keunikan dari desa wisata ini yang tidak dapat dipikir logis. Seringkali Sungai Citarum meluap dan menyebabkan banjir di kawasan sekitarnya. Menariknya, hal ini tidak terjadi di Kampung Mahmud. Entah apa alasannya, padahal untuk lokasinya sendiri masih berada di dataran yang sama dengan kawasan lainnya.
Selain memiliki nilai sejarah yang amat panjang, kampung ini juga memiliki adat dan budaya yang sangat kental. Semua penduduknya pantang untuk mendirikan rumah tanpa genting barong dan jendela. Jika bangunannya mirip rumah panggung, maka tidak diperbolehkan di sini. Selain itu, setiap rumah hampir diwajibkan memiliki sumur untuk kebutuhan air sendiri.
Kampung Adat Mahmud dibangun dengan budaya dan pemahaman sufi, seperti Eyang Dalem yang membawa ajarannya. Di perkampungan ini tidak diperkenankan juga membunyikan gong karena alasan ramai. Memelihara angsa juga dilarang karena alasan yang sama. Selain pemahaman sufi, larangan ini pun untuk menghindari Belanda.
Saking tidak suka nya dengan penjajahan Belanda, Eyang Dalem Abdul Manaf melarang semua penghuni kampung berperilaku seperti Belanda. Tidak boleh meniru adat, pakaian, dan bahkan makanannya. Meski demikian, saat ini ada beberapa Kampung Adat Mahmud yang melanggar aturan tersebut.
Sebagian besar desa wisata yang ditemui di sekitar kita digunakan untuk wisata alam atau sebuah wahana. Namun tidak demikian kali ini, kampung yang terlihat sempit ini digunakan sebagai wisata religi. Ini semua tidak lepas dari adanya makam Eyang Dalem Abdul Manaf. Apabila diambil garis nasab, beliau merupakan keturunan ketujuh dari Sunan Gunung Jati.
Bukan hanya karena alasan keturunan Kampung Adat Mahmud dijadikan objek wisata religi. Beliau merupakan salah satu dan bahkan dikatakan pertama kali yang menyebarkan agama Islam di Bandung. Perkembangan islam di Bandung yang cukup panjang tidak lepas dari peran beliau. Wajar saja jika saat ini banyak peziarah yang datang, bahkan dari luar kota Bandung.
Berbagai sumber
Tidak ada komentar
Posting Komentar